Pendidikan
Dimata Sang Tokoh
Berbicara
tentang Pendidikan ,pasti kita akan ingat seorang tokoh besar pendidikan yang
sangat berpengaruh dan cerdas ,beliau bernama Raden Mas Soewardi
Soejaningrat atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara .Seorang
aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia,kolumnis,politisi dan pelopor
pendidikan di Indonesia.
Pandangan
beliau mengenai bahwa pendidikan “tidak harus “ berada di dalam suatu ruangan
yang membosankan dan membuat jenuh.Ini di buktikan dengan beliau membangun
“Taman Siswa” di daerah Yogyakarta.Tujuan di bangunnya taman siswa adalah bahwa
siswa belajar di alam terbuka dan dibebaskan untuk memilih apa yang ia suka dan
memahami serta mempelajari secara lebih mendalam tanpa harus dituntut untuk
mendapatkan nilai yang tinggi.
Sistem
pendidikan ini dicontoh oleh negara yang meraih peringkat pertama dalam sistem
pendidikannya adalah negara Firlandia. Konsep – konsep dan
ilmu – ilmu pendidikan di negara tersebut.menganut pendahulu kita yaitu Ki
hajar Dewantara.Di sana Professor dijadikan Seorang Kepala Sekolah
di SD,TK,dan PAUD.Hal ini dimaksudkan agar sistem pendidikan lebih
terstruktur dan dilakukan oleh orang yang berkompeten dibidangnya.
Sistem
pendidikan dan pengajaran sama dengan sistem pendidikan yang ada di pondok
pesantren.Belajar terstruktur dan terprogram namun menyenangkan.
Misalnya:
jadwal pembelajaran sudah ditentukan ,namun pada saat pembelajaran berlangsung
siswa diberikan kebebasan sesuai dengan minat peserta didik.Kebebasan disini
juga ada konsekuensinya jika dia sudah memilih sesuai dengan minatnya.Seorang
peserta didik berminat mempelajari gitar,jadi selama pembelajaran dia harus
mengusai materi gitar hingga fasih.
Pendidikan
Indonesia,kita akan berbicara mengenai sistem ,kurikulum,RPP(Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran),dan muatan – muatan pembelajaran yang begitu
banyaknya.Sehingga membuat peserta didik menjadi bosen dan jenuh.
Moh
Aniq.KHB seorang dosen pada mata kuliah Filsafat Pendidikan di Fakultas Ilmu
Pendidikan UPGRIS, beliau mengatakan “Mahasiswa selalu bangga apabila
mengikuti study banding di luar negeri khususnya di negara
tetangga kita Malaysia,yang pada kenyataannya sistem pendidikannya lebih ringan
dan terkesan santai dibandingan di negara kita,seharusnya kita bangga dan
bersyukur ,karena kita memiliki orang – orang yang cerdas di dunia pendidikan
yang patut kita jadikan panutan ,diantaranya Ki Hajar Dewantara
,B.J.Habibie dan Moh .Aniq KHB .guraunya….”
Beliau
juga membahas mengenai filsafat ilmu dan filsafat pendidikan ,menurut sudut
pandang beliau filsafat ilmu merupakan pengetahuan yang mempelajari filsafat
secara global dan filsafat pendidikan merupakan pengerucutan dari filsafat ilmu
yang membahas tentang pendidikan.
Membahas
mengenai pendidikan juga tidak akan terlepas dengan namanya “Metode
pembelajaran” .Metode Pembelajaran di Indonesia yang cocok untuk
orang – orang nusantara adalah bercerita,karena orang yang bermonolog lebih
sulit dibandingan bermain bersama – sama dengan lawan lain.Untuk menyatukan
suatu kerangka pengetahuan yang berasal dari ilmu – ilmu pendidikan yang
lain.Akal seseorang jika digali dan diasah kembali akan memunculkan pemikiran –
pemikiran luar biasa serta memiliki rumusan –rumusan fisika yang
dasyat,seperti Albert Einstein.
Orang
– orang yang formalisme dan disiplin admistratif merupakan orang – orang yang
belum fasih ilmu,namun orang – orang yang berilmu tinggi lebih banyak bukan
dari kalangan orang yang rapi,bersih,disiplin dan formalism,namun
sebaliknya mereka berpenampilan seperti seorang yang yang tidak
terduga ,kotor ,tidak terawat dan lebih parah nya lagi mereka
menyamar menjadi orang gila.
Dalam
pembahasan ini beliau mengatakan “ Akhlak yang sudah membentuk
namanya adab dari adab menjadi peradaban.Di dalam bahasa arab adab diartikan
sastra.Manusia yang memiliki laku sastra adalah susastra.”
Kesadaran
berpendidikan nasional muncul dari rasa kemerdekaan yang berasal dari pandangan
normatif .Kemerdekaan tidak hanya di maknai dengan bebas dan tidak terikat
dengan apapun ,namun ada batasan – batasan yang harus dipahami.
Ciri – ciri kemerdekan
dalam pendidikan Ki hajar Dewantara antara lain :
1) Berdiri
sendiri /Independents.
2) Tidak
tergantung dengan orang lain.(tidak menggantungkan)
3) Dapat
mengatur dirinya sendiri.
Kemerdekaan dalam arti
sempit adalah bebas.
Kemerdekaan dalam arti
luas kebebasan yang dimilki oleh seseorang ,namun ada batasan –
batasan yang harus diikuti.
laman terkait :
1. Abu rizal bakri (15120482) klik disini
2.Ika Sofiana (15120299) klik disini
3.Nofiana Ulfa (15120055) Klik disini
4. Isna zulfa (15120265) klik disini
5.Amalia Ayu Lestari(15120065) klik disini
6.Muhammad Khoirul Ulum(15120248) Klik disini
7.yulanta ilham amalia (15120276) Klik disini
8. Anita Tri Yuniarti (15120247) klik disini
9. Afif Zainal (15120096) klik disini
10.Azzah Nurlaela (15120245) klik disini
11.Suci Yulianti Lestari (15120379) klik disini
12.Feby Rohma Awalia (151202093) klik disini
13.Angilia Herli Lutfiyani (15120088) klik disini
14.Risha Ardhanty (15120079) klik disini
15.Sri Kartika Asih(15120388) klik disini
16.Bayu Kurniawan(15120057) Klik disini
17.Nida Nur Fauziah (15120094) Klik disini
1. Abu rizal bakri (15120482) klik disini
2.Ika Sofiana (15120299) klik disini
3.Nofiana Ulfa (15120055) Klik disini
4. Isna zulfa (15120265) klik disini
5.Amalia Ayu Lestari(15120065) klik disini
6.Muhammad Khoirul Ulum(15120248) Klik disini
7.yulanta ilham amalia (15120276) Klik disini
8. Anita Tri Yuniarti (15120247) klik disini
9. Afif Zainal (15120096) klik disini
10.Azzah Nurlaela (15120245) klik disini
11.Suci Yulianti Lestari (15120379) klik disini
12.Feby Rohma Awalia (151202093) klik disini
13.Angilia Herli Lutfiyani (15120088) klik disini
14.Risha Ardhanty (15120079) klik disini
15.Sri Kartika Asih(15120388) klik disini
16.Bayu Kurniawan(15120057) Klik disini
17.Nida Nur Fauziah (15120094) Klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar